NASA Sukses Produksi Bagian Roket dengan 3D Printing

NASA Sukses Produksi Bagian Roket dengan 3D Printing

February 7, 2019 NASA Sukses Produksi Bagian Roket dengan 3D Printing 0

Jika selama ini hasil cetakan 3D dikenal masih banyak berupa aksesoris atau mainan, maka NASA bisa membuatnya menjadi lebih berguna dan spektakuler. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut berhasil membuat cetakan dengan metode 3D printing dan mengujinya, di mana cetakan tersebut merupakan bagian dari roket yang benar-benar bisa membangun sebuah roket yang kuat dan tidak bisa meleleh. Hal tersebut tentu saja menjadi sebuah langkah yang menunjukkan betapa pentingnya teknologi tersebut akan berjalan di suatu hari nanti.

Bagian roket yang dicetak tersebut diuji coba oleh Glenn Research Center NASA di Cleveland, yang berupa sebuah injektor roket yang sangat rumit, diciptakan melalui metode laser yang selektif, dengan proses pembuatan aditif yang menggunakan laser bertenaga tinggi untuk melelehkan bubuk logam ke dalam struktur 3D. Menurut Tyler Hickman, peneliti NASA, injektor merupakan jantung sebuah mesin roket dan mewakili porsi biaya yang besar dari sistem tersebut. Dan dengan inovasi teknologi 3D printing tersebut, NASA bisa menghasilkan injektor roket yang sepenuhnya aditif dengan demonstrasi dalam lingkungan yang relevan.

Hal ini jelas merupakan sesuatu yang sangat besar bagi NASA. Tak hanya dengan akan mengurangi biaya, tetapi juga akan membuka kesempatan bagi para astronot untuk melakukan produksi sendiri saat berada di luar angkasa. Yang paling penting tentunya juga faktor waktu dimana injektor roket hasil cetakan 3D yang dibuat tersebut sangat menghemat waktu jika dibandingkan dengan membuatnya secara tradisional yang akan memakan waktu hingga lebih dari satu tahun. Dengan 3D printing, hanya akan memakan waktu tak lebih dari 4 bulan.

Gagasan untuk menciptakan 3D printing di luar angkasa memang bukan hal baru di NASA dimana NASA telah mencoba menempatkan printer 3D di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Menurut Niki Werkheiser, manajer produk NASA dalam pernyataannya di bulan Mei lalu, dengan 3D printing akan memungkinkan NASA bisa hidup dan bekerja di luar angkasa dengan efisiensi dan produktifitas yang sama seperti di bumi, dengan tujuan utama untuk menghilangkan ketergantungan pada material dan bagian-bagian yang diluncurkan dari bumi.

Bagian roket yang dicetak tersebut diuji coba oleh Glenn Research Center NASA di Cleveland, yang berupa sebuah injektor roket yang sangat rumit, diciptakan melalui metode laser yang selektif, dengan proses pembuatan aditif yang menggunakan laser bertenaga tinggi untuk melelehkan bubuk logam ke dalam struktur 3D. Menurut Tyler Hickman, peneliti NASA, injektor merupakan jantung sebuah mesin roket dan mewakili porsi biaya yang besar dari sistem tersebut. Dan dengan inovasi teknologi 3D printing tersebut, NASA bisa menghasilkan injektor roket yang sepenuhnya aditif dengan demonstrasi dalam lingkungan yang relevan.

Hal ini jelas merupakan sesuatu yang sangat besar bagi NASA. Tak hanya dengan akan mengurangi biaya, tetapi juga akan membuka kesempatan bagi para astronot untuk melakukan produksi sendiri saat berada di luar angkasa. Yang paling penting tentunya juga faktor waktu dimana injektor roket hasil cetakan 3D yang dibuat tersebut sangat menghemat waktu jika dibandingkan dengan membuatnya secara tradisional yang akan memakan waktu hingga lebih dari satu tahun. Dengan 3D printing, hanya akan memakan waktu tak lebih dari 4 bulan.

Gagasan untuk menciptakan 3D printing di luar angkasa memang bukan hal baru di NASA dimana NASA telah mencoba menempatkan printer 3D di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Menurut Niki Werkheiser, manajer produk NASA dalam pernyataannya di bulan Mei lalu, dengan 3D printing akan memungkinkan NASA bisa hidup dan bekerja di luar angkasa dengan efisiensi dan produktifitas yang sama seperti di bumi, dengan tujuan utama untuk menghilangkan ketergantungan pada material dan bagian-bagian yang diluncurkan dari bumi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *